Peran Teknologi dalam Warehouse Slotting
Teknologi memainkan peran kunci dalam pengelolaan warehouse slotting yang efisien. Beberapa cara di mana teknologi telah berkontribusi meliputi:
Sistem Navigasi Gudang
Teknologi navigasi gudang memungkinkan karyawan gudang untuk menemukan lokasi barang dengan lebih cepat. Ini dapat berupa aplikasi seluler yang memberikan petunjuk langkah demi langkah atau sistem penunjuk arah di dalam gudang.
Perusahaan dapat menggunakan teknologi real-time monitoring untuk melacak pergerakan barang di seluruh gudang. Dengan informasi yang terus-menerus diperbarui, perusahaan dapat merespons perubahan dalam permintaan atau masalah operasional dengan lebih cepat.
Particle Swarm Optimization (PSO)
PSO adalah algoritma yang terinspirasi oleh perilaku kawanan partikel. Dalam konteks warehouse slotting, partikel menggambarkan posisi barang dalam gudang. Partikel bergerak menuju solusi yang lebih baik melalui iterasi.
Fuzzy logic digunakan ketika terdapat ketidakpastian dalam data dan preferensi pengambilan barang. Ini memungkinkan tata letak gudang yang lebih fleksibel dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dalam preferensi pelanggan atau kondisi operasional.
Warehouse slotting adalah strategi penting dalam pengelolaan gudang yang efisien. Dengan merancang tata letak penyimpanan yang optimal berdasarkan data dan faktor-faktor tertentu, perusahaan dapat mengurangi biaya operasional, meningkatkan efisiensi, dan merespons perubahan permintaan dengan lebih baik. Penerapan teknologi, seperti perangkat lunak manajemen gudang dan sistem pemosisian otomatis, juga dapat membantu perusahaan mencapai tujuan ini dengan lebih baik. Dengan demikian, warehouse slotting menjadi salah satu elemen kunci dalam upaya perusahaan untuk mengoptimalkan rantai pasokan mereka.
Promosi dan Shareability
Shopee mendorong penjual untuk memanfaatkan fitur berbagi dan promosi siaran. Algoritma juga menghargai siaran yang mendatangkan audiens dari luar aplikasi.
Apakah Algoritma Shopee Berubah-ubah?
Lalu apakah algoritma Shopee berubah-ubah? Maka jawabannya adalah sangat mungkin. Algoritma marketplace tersebut sangat dinamis, namun semua kembali ke kebijakan pihak developer atau sistem Shopee sendiri.
Baca Juga: Bagaimana Algoritma Instagram Bekerja? Begini Penjelasannya!
Algoritma Shopee yang sering mengalami perubahan, tidak serta-merta menjadi kewajiban bagi seller untuk menguasainya. Karena yang memahami algoritma seutuhnya hanyalah pemilik platform itu sendiri.
Seller hanya wajib memahami apa keinginan algoritma Shopee hingga menemukan strategi pemasaran yang tepat. Justru, cara agar produk muncul di pencarian Shopee adalah dengan memahami teknik SEO Shopee.
Nah, apabila Anda butuh bantuan untuk membuat produk laris di tengah gempuran perubahan algoritma Shopee yang dinilai membingungkan, Anda bisa gunakan layanan training kami dengan cara klik banner di bawah!
Traveling Salesman Problem (TSP)
Algoritma TSP digunakan untuk mengoptimalkan rute pengambilan barang dalam gudang. Ini menghitung urutan pengambilan barang yang paling efisien untuk mengunjungi semua lokasi penyimpanan yang diperlukan.
Seymour Lipschutz dan Marc Lipson
Algoritma merupakan suatu daftar langkah demi langkah yang terhingga dari instruksi-instruksi yang terdefinisikan dengan jelas yang dipakai untuk permasalahan tertentu.
Banyak penjual yang memiliki pemikiran bahwa untuk memaksimalkan penjualan produk Anda di tengah persaingan bisnis marketplace seperti Shopee yang ketat, memiliki strategi pemasaran saja belum cukup jika tidak dibarengi dengan pemahaman algoritma Shopee.
Apakah benar demikian? Haruskah seller juga memahami algoritma agar berhasil melakukan penjualan? Yuk, simak pahami apa itu algoritma dan pembahasan apakah penting bagi seorang seller untuk memahaminya serta trik berjualan di Shopee!
Apakah Anda pernah mendengar istilah “algoritma”? Menurut Kani (2020, 1.19) algoritma adalah suatu upaya dengan urutan operasi yang disusun secara logis dan sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah dan menghasilkan output tertentu.
Sederhananya, algoritma merupakan susunan logika berpikir yang dituangkan menjadi susunan bait kode. Artinya, algoritma bukanlah sesuatu yang mudah dibaca apalagi dipahami oleh orang umum. Jadi sebenarnya, bagi Anda seller yang hanya ingin fokus jualan, memahami algoritma bukanlah sesuatu yang wajib, bahkan sejujurnya, tidak diperlukan.
Keterlibatan Karyawan
Karyawan yang bekerja di gudang memiliki wawasan yang berharga tentang operasi sehari-hari. Melibatkan mereka dalam proses warehouse slotting dapat menghasilkan solusi yang lebih baik dan memotivasi karyawan untuk mendukung perubahan ini.
Mengetahui cara berpikir pembeli
Selain memakai kata kunci tertentu, pembeli juga melihat referensi gambar atau foto yang muncul di halaman Shopee. Untuk meningkatkan peluang produk Anda muncul, pastikan nama produk mengikuti tren yang ada di Shopee.
Setidaknya ada 5 hal yang dipertimbangkan pembeli saat mengunjungi online shop.
Sebagai contoh, Shopee menawarkan berbagai tingkatan tipe penjual misalnya Star Seller dan Shopee Mal. Anda bisa memperbarui toko Anda ke level yang lebih tinggi dengan memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Shopee.
Semakin tinggi “badge” yang Anda dapatkan, otomatis reputasi Anda di mata pembeli meningkat. Lagipula, tidak ada pembeli yang berniat membeli “kucing di dalam karung”.
Algoritma Warehouse Slotting
Algoritma warehouse slotting (penataan gudang) adalah metode matematis yang digunakan untuk merancang tata letak optimal dalam gudang. Tujuan utama dari algoritma ini adalah mengatur barang-barang di gudang sedemikian rupa sehingga meminimalkan biaya penyimpanan, meningkatkan efisiensi pengambilan barang, dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik. Berikut adalah beberapa algoritma yang sering digunakan dalam warehouse slotting:
Algoritma ABC Analysis digunakan untuk mengelompokkan produk berdasarkan tingkat permintaan atau nilai relatifnya. Produk kemudian ditempatkan di lokasi gudang yang sesuai dengan kategori ABC. Produk kategori A (tinggi) ditempatkan di lokasi yang paling mudah diakses, sementara produk kategori C (rendah) ditempatkan di lokasi yang kurang efisien.
Algoritma ini menghitung jarak antara berbagai area penyimpanan dalam gudang dan kemudian memberikan bobot pada barang berdasarkan tingkat permintaan atau frekuensi pengambilan. Barang dengan tingkat permintaan tinggi ditempatkan di lokasi yang lebih dekat dengan area pengambilan, sementara barang dengan tingkat permintaan rendah ditempatkan lebih jauh.